Blog > Ekonomi Masjid > 09 Desember 2025 • 14:46 WIB

Membangun Ekonomi Masjid yang Mandiri dan Memberdayakan Umat

Author P2EKOMAS

cover thumbnail

Masjid sejak dahulu tidak hanya berfungsi sebagai pusat ibadah, tetapi juga pusat kehidupan sosial dan ekonomi umat. Dalam banyak sejarah kejayaan Islam, masjid menjadi titik lahirnya pergerakan ekonomi yang kuat—mulai dari distribusi zakat, perdagangan, hingga pengelolaan aset umat secara kolektif. Potensi ini masih sangat besar dan relevan untuk dihidupkan kembali, terutama dalam konteks masyarakat modern yang membutuhkan ruang pemberdayaan dan kemandirian ekonomi.
 

1. Masjid sebagai Pusat Aktivitas Ekonomi Umat

Masjid adalah tempat berkumpulnya banyak orang dari berbagai latar belakang pekerjaan. Ini membuat masjid memiliki modal sosial yang sangat kuat. Dengan pengelolaan yang tepat, masjid dapat mengembangkan aktivitas ekonomi yang berdampak, misalnya:

Aktivitas ini bukan hanya menciptakan pemasukan, tetapi juga memperkuat hubungan antarjamaah dan meningkatkan kesejahteraan komunitas.
 

2. Optimalisasi Aset Masjid untuk Kemandirian Keuangan

Banyak masjid memiliki aset yang belum dimanfaatkan secara maksimal, seperti lahan kosong, gedung serbaguna, atau area parkir yang luas. Dengan perencanaan yang bijak, aset ini dapat dikelola menjadi sumber pemasukan jangka panjang, misalnya:

Pendapatan yang dihasilkan dapat digunakan untuk membiayai operasional masjid, program sosial, serta peningkatan fasilitas ibadah.
 

3. Pemberdayaan Jamaah Melalui Ekosistem Ekonomi Masjid

Ekonomi masjid bukan hanya tentang keuntungan finansial, tetapi tentang pemberdayaan umat. Melalui kegiatan pelatihan kewirausahaan, program bantuan modal kecil, serta ruang promosi gratis untuk UMKM, masjid dapat menjadi motor penggerak ekonomi lokal.

Ketika jamaah diberdayakan dari sisi ekonomi, mereka lebih mandiri, produktif, dan mampu berkontribusi kembali kepada masjid maupun komunitas.
 

4. Peran Pengurus dan Transparansi Keuangan

Keberhasilan ekonomi masjid sangat dipengaruhi oleh pengurus yang amanah, profesional, dan transparan. Pengelolaan keuangan yang terbuka—melalui laporan rutin, pembukuan rapi, dan perencanaan jelas—membangun kepercayaan jamaah dan mendorong partisipasi lebih besar.

Transparansi bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga kunci keberlanjutan ekonomi masjid.
 

5. Manfaat Langsung bagi Masyarakat

Jika ekonomi masjid berjalan baik, banyak dampak positif dapat dirasakan jamaah:

Masjid menjadi tempat yang tidak hanya menenangkan hati, tetapi juga menguatkan ekonomi dan mempererat persaudaraan.

L2.5 SUPPORT, TRAINING & DELEGASI
Apr
04

L2.5 SUPPORT, TRAINING & DELEGASI

Mentor: Nur Ahmad Faizi

Sabtu, 04 April 2026
11:31 WIB
Hari
Jam
Menit
Detik

Artikel Terkait

Jadi Murid sekarang !

Investasi leher ke atas, serap ilmu perizinan agar mampu mengurus perizinan maupun jualan jasa perizinan